Sabtu, 07 Desember 2013

BAGI PETANI PADI (3)

Padi Supertoy Saat
Panen Di Purworedjo
Benih Padi Harus Dikembangkan
Mengapa Supertoy Diributkan?



Saya tidak pernah lupa ucapan almarhum ayah saya ir. Sarjadi, yang hampir sepanjang hidupnya menjadi ahli pertanian khususnya penelitian varietas tebu. Sebagian besar hidup beliau diabdikan di BP3G (Balai Penyelidikan Perusahaan Perusahaan Gula) Pasuruan, Jawa Timur. Tentang benih, beliau mengatakan : "Jumlah penduduk Indonesia akan semakin bertambah, sehingga kebutuhan akan pangan pasti semakin besar pula. Selain itu lahan juga akan terkurangi untuk perumahan maupun untuk sarana lain. Akibatnya, lahan pertanian pasti jumlahnya akan menyusut. Untuk mengejar kebutuhan pangan didalam kondisi lahan pertanian yang semakin berkurang, maka tidak cukup hanya menciptakan pupuk, walau sebaik apapun. Melainkan  harus terus diciptakan varietas benih yang bisa menghasilkan panen yang lebih banyak setiap hektarnya".
Ucapan itu meyakinkan saya bahwa hanya dengan terus melakukan inovasi penciptaan benih yang semakin baik dalam arti jumlah outputnya, maka hasil panen tanaman pangan, apapun itu, diharapkan dapat selalu memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.
   Kisah Supertoy berawal dari penugasan yang saya terima untuk ikut membantu masyarakat Jogyakarta dan sekitarnya yang tertimpa musibah gempa bumi pada bulan Mei tahun 2006. Hampir dua minggu saya dibantu rekan-rekan organisasi masyarakat, Gerakan Indonesia Bersatu dengan segala keterbatasan, membantu para korban. Saat mendatangi sebuah desa didaerah Bantul, saya bertemu dengan seorang anak petani bernama Tauyung. Ayahnya seorang abdi dalem keraton Jogyakarta yang katanya bergaji Rp.1.500,- per bulan. Tauyung sendiri pernah bekerja disebuah perusahaan pembenihan cabe milik warganegara Korea di Jogya. Saat itu saya ditunjukkan bagaimana kerusakan yang terjadi dilahan persawahan milik masyarakat desa tersebut, sehingga seluruh rencana panen gagal total. Tauyung mengatakan kepada saya bahwa untuk mengejar kerugian akan gagal panen tersebut, dengan pengalaman kerja yang dimilikinya, anak desa ini mencoba membuat benih padi dengan mengawinkan padi rojolele dengan pandan wangi. Hasilnya dia yakini akan lebih banyak dibanding dengan benih yang biasa ditanam masyarakat didesanya. Saya sungguh menghargai, angkat topi sekaligus terharu mendengarkan penuturannya. Saya langsung mengatakan kepadanya bahwa gagasannya itu akan saya dukung sepenuhnya. Hal itu saya sampaikan kepada Agus Zamroni dan Iswahyudi rekan sekolahnya. Dibantu oleh Agus dan Iswahyudi inilah, gagasan Tauyung tersebut dicarikan jalan. Termasuk mempertanyakan kepada Departemen Pertanian proses yang harus dilalui bila ada anggota masyarakat yang menemukan varietas padi baru. Salah satunya adalah harus ditanam dibeberapa daerah sebagai percobaan. 
Karena hasil yang dinilai super saat Tauyung menanam benih tersebut dipetak-petak kecil disekitar desanya, maka benih tersebut dinamakannya Supertoy. Mungkin maksudnya Super Tauyung. Disinilah awal diributkannya padi ini oleh sebagian pihak khususnya media masa.
   Sesuai penuturan Tauyung, tanaman padi adalah termasuk tanaman ratun. Singkatnya, Tauyung sudah mencoba pada panen pertama, batang padi dipotong sampai bersisa sekitar 20 cm. Kemudian tanaman sisa tersebut dipupuk kembali. Setelah umurnya cukup, padi tadi kembali dapat dipanen, namun hasilnya hanya sekitar 50% jumlah gabahnya dibanding pada panen yang pertama. Hal itu perlu dicoba untuk membandingkan biaya tanam dan pupuk para petani dibanding dengan jumlah yang akan didapatkan. Dari beberapa percobaan, diharapkan dapat disimpulkan apakah sistim ratun tersebut dinilai menguntungkan petani atau tidak.    
Untuk memenuhi persyaratan harus ditanam dibeberapa daerah, dan atas tawaran Gandi, pejabat Pemda Kabupaten Purworedjo yang juga teman Iswahyudi, ditanamlah benih padi hasil rekayasa yang dilakukan Tauyung tersebut didesa Grabag Purworedjo. Salah satu tokoh yang konon juga seorang kepala desa didaerah tersebut adalah adik kandung Bupati Purworedjo. Disuatu pertemuan saat saya diajak Iswahyudi cs ke Purworedjo, pak Bupati mengatakan kepada saya bahwa adiknya tersebut nakal dan sering membuat masalah. Saya sungguh tidak mengerti maksud Bupati saat menceritakan hal tersebut.
   Singkat kata ditanamlah benih Supertoy tersebut disawah milik petani didesa Grabag tersebut. Saya berpesan kepada Iswahyudi untuk membuat perjanjian dengan para petani yang setuju lahannya ditanami benih percobaan itu. Perjanjian pertama adalah, seluruh hasil panen nanti akan dibeli pihak Iswahyudi cs. Apabila hasilnya tidak sebaik biasanya, maka petani akan tetap mendapatkan uang penjualan minimal seperti panen mereka sebelumnya. Faktanya, setelah panen gabah benih Supertoy tersebut, semua petani mendapatkan uang hasil penjualan yang berlipat. Bahkan ada yang mendapat hasil penjualan sekitar Rp.13 juta, dibanding dengan Rp.4,5 juta dari panen sebelumnya. Perjanjian kedua adalah bahwa Iswahyudi cs hanya akan membantu, termasuk merawat tanaman sampai pada panen pertama. Hal ini dilakukan, karena para petani sudah mendengar bahwa benih padi ini bisa dilakukan ratun. Walau sudah diadakan pertemuan dengan semua petani, sayangnya Tim Iswahyudi tidak membuatnya notulennya secara tertulis. Hal inilah yang digunakan pihak tertentu untuk mengganggu program inovasi ini.
Sesaat sebelum tanaman padi tersebut siap panen, Bupati menyaksikan bahwa panen ini sungguh pantas diketahui pemerintah. Untuk itulah Pemda Purworedjo secara resmi mengundang Presiden RI untuk menghadiri panen di Purworedjo dalam kunjungan kerjanya ke Propinsi Jawa Tengah. Akhirnya panen dilaksanakan didepan Presiden RI, dan dihadiri oleh cukup banyak Menteri dan pejabat negara, termasuk Menteri Pertanian. Hampir semua yang hadir menunjukkan kegembiraannya atas hasil panen padi Supertoy ini. Bukan saja tergambar dari wajah mereka saat hadir, namun juga terekam diberbagai kamera foto dan televisi wartawan. Semua mengatakan panen Supertoy tersebut sangat berhasil!
   Beberapa bulan berlalu, mendadak sontak disebuah berita Metro TV disiarkan gambar beberapa orang sedang membakar jerami dilahan sawah Grabag. Beritanya mengatakan bahwa petani didaerah tersebut protes karena benih padi Supertoy gagal dan merugikan mereka. Padahal panen sudah dilakukan beberapa bulan sebelumnya. Padahal petani yang ikut didalam program bersama sesuai perjanjian yang ada seluruhnya sudah menerima hak mereka yang rata-rata lebih banyak dari biasanya. Mungkinkah kontributor sebuah setasiun televisi bisa hadir ditengah sawah jauh dari kota, kalau tidak ada yang mengundang? Atau setasiun televisi tersebut hanya menerima kiriman gambar, kemudian disiarkan tanpa konfirmasi pihak yang terkait?
   
Tak beberapa lama setelah berita Metro TV tersebut muncul, Iswahyudi menerima surat tuntutan untuk membayar ganti rugi sebesar sekitar 1,6 M. Surat tersebut mengagetkan, bukan saja isinya, namun yang bertandatangan ternyata adik kandung sang Bupati. Dimana selama rencana penanaman tersebut dilakukan sampai panen, yang bersangkutan tidak pernah terlibat. Menurut saya inilah mungkin maksud utama semua kejadian tersebut.
   
   Dimulai sejak saat itulah diri saya menjadi pusat caci maki pihak-pihak yang berpikir memiliki kesempatan untuk menyerang orang-orang disekitar Presiden RI. Memahami keberadaan saya saat itu sebagai Staf Presiden RI, maka saya minta Iswahyudi untuk segera membayar dengan uang pribadi saya. Bahkan saya terpaksa mencairkan dana biaya kuliah anak pertama, gadis kesayangan saya yang sedang kuliah. Hanya satu tujuan utama saya, adalah agar kerja Presiden RI tidak terganggu oleh berita kasus omong kosong ini. Apakah saya rela membayar kekonyolan ini, TIDAK!. Hal penting harus diketahui bahwa, selama saya dan teman-teman melakukan berbagai hal untuk mencari alternatif bagi petani, seperti dukungan kepada benih padi Supertoy ini, TIDAK SERUPIAHPUN mendapat bantuan dari pemerintah ataupun pejabatnya. Sebagai anak seorang peneliti tanaman, saya hanya heran, mengapa benih padi saja harus impor dari luar negeri? Bukankah negeri kita negeri agraris yang kaya segala sumber alam dan tanaman?
   Akhirnya dibulan suci Ramadhan, setelah buka puasa, Iswahyudi menyerahkan dana tadi ketangan Bupati Purworedjo, walau surat protes ditandatangani sang adik, yang dulu dikatakannya sebagai adik yang nakal. Dana diserahkan oleh Iswahyudi berupa cek atas nama adik Bupati. Kisah selanjutnya, hanya dalam hitungan jam, pukul 9 pagi cek tersebut telah dicairkan. Karena cek atas nama, tentu yang bisa mencairkan hanya sang adik Bupati. Begitu cepat sang kakak memberikan cek tersebut kepada sang adik nakal. Namun saya pribadi melalui Iswahyudi menyampaikan terimakasih kepada pak Bupati, karena dengan penyerahan tersebut, kasus ini selesai. Kabar selanjutnya, Bupati Purworedjo tersebut mendapat musibah, harus mendekam dipenjara karena kasus korupsi. Saya tentu ikut prihatin. Tentu semua kejadian tersebut menjadi pelajaran penting bagi saya dan teman-teman yang berniat ingin berbuat baik, sekecil apapun bagi kepentingan orang lain.
   Itulah kisah sebenarnya tentang Supertoy. Saya hanya berpikir, mengapa ada saja pihak yang suka menyakiti, walau yang terjadi tidak mengganggu dirinya. Saya bukan politisi, saya bukan pejabat, saya bukan pengusaha. Saya hanya jengkel, kalau benih padi saja negeri ini harus impor dari luar negeri. Mungkin saja hal itu menyakiti pengusaha impor benih yang ada, namun itu bukan urusan saya. Mengapa tidak usaha bidang lain yang tidak melecehkan kemampuan tanah air sendiri? Mengapa inovasi jujur seorang anak desa bernama Tauyung harus dibunuh oleh orang-orang yang jauh lebih terpelajar? Sehingga saat ini yang bersangkutan harus menghidupi anak istrinya dengan menambang batu marmer?
   Setelah kejadian itu, sayapun bersumpah akan terus memberikan dukungan, termasuk mencari alternatif bagi peningkatan penghasilan para petani. Hal itu saya dan Agus Zamroni tekuni bersama petani khususnya di desa Mlilir Madiun. Benih Supertoy-pun saat ini sudah direkayasa lebih lanjut, menjadi benih dengan umur normal sekitar 90 hari. Karena rekayasa tersebut telah melalui beberapa tahapan, maka nama benih yang ada sekarang juga telah berkembang dengan nama lain. Bila telah teruji, nama tersebut segera anda kenal. Dan yang mau kembali mengganggu, dipersilakan.

Salam
Nopember'2013

2 komentar:

  1. Yth Pak Heru Lelono, saya dari Dinas Pertanian D.I. Yogyakarta dan sedang menulis disertasi S3 di UGM. Bolehkah sekali waktu saya mohon waktu untuk bertemu dan diskusi dengan Bapak? Teroma kasih (Ria - HP. 0818462297 twitter @wahyuriawanti)

    BalasHapus
  2. Yth Pak Heru Lelono, saya dari Dinas Pertanian D.I. Yogyakarta dan sedang menulis disertasi S3 di UGM. Bolehkah saya mohon waktu untuk bertemu dan diskusi dengan Bapak? Terima kasih (Ria - HP. 0818462297 twitter @wahyuriawanti)

    BalasHapus