Selasa, 26 November 2013

BAGI PETANI PADI (2)

Saya dan Agus Zamroni (kanan), dikebun
 cabe binaan milik Suharno (kiri) 


PUPUK ORGANIK GRANUL

Program Penting
Menjaga Kelestarian Lingkungan  






    Saya sungguh hormat dengan gagasan kebijakan Pemerintah untuk membantu petani, khususnya tentang pengadaan ataupun bantuan pupuk. Karena memang hanya dengan cara penggunaan dan pemilihan pupuk yang tepat-lah, lahan bisa selalu menjadi tempat bercocok tanam yang produktif. Kekeliruan penggunaan pupuk  bisa menyebabkan terganggunya pertumbuhan tanaman.
Tentu gagasan kebijakan itu bisa berhasil apabila bisa dirasakan manfaatnya oleh petani. Kunci keberhasilan dari program pupuk organik ini antara lain adalah, kualitas pupuk, jumlah ketersediaan, waktu ketersediaan yang tepat dan distribusi yang benar. Dengan keberhasilan penggunaan pupuk organik dan mengurangi pupuk kimia, maka secara langsung dapat menjaga lingkungan persawahan, khususnya kualitas air yang mengaliri sawah tersebut.
    Dengan niat untuk mengetahui secara langsung apa yang sebenarnya terjadi dilapangan, saya mendorong teman-teman didaerah dibawah koordinasi Agus Zamroni untuk ikut mendistribusikan pupuk dan obat-obatan tanaman. Setelah mengikuti berbagai aturan dan persyaratan yang harus terpenuhi, teman-teman didaerah mulai ikut mendistribusikan pupuk bagi petani, dengan membentuk distributor, agen sampai ke kios. Dari situlah kita semakin memahami berbagai persoalan yang timbul berkaitan dengan masalah pupuk bagi petani. 
Khusus pupuk, jumlah kebutuhan para petani diberbagai daerah dihitung oleh pemerintah daerah, hususnya dinas pertanian yang ada di setiap kabupaten dengan bentuk RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok). Penyusunan RDKK ini sungguh penting dan menentukan. Bukan saja berkaitan dengan jumlah pupuk, namun juga berkaitan dengan jadwal tanam. Oleh karena kondisi luas lahan sangat mungkin berubah setiap musim, maka seharusnya dinas pertanian setiap kabupaten menyusun RDKK dengan lebih akurat setiap saat. Hampir pasti angka RDKK disetiap tempat akan berubah seiring dengan berubahnya lahan pertanian. Demikian juga dengan distribusi yang juga sangat berkaitan dengan angka RDKK. Masih sering terjadi, saat petani akan menyebar pupuk dilahannya, persediaan pupuk belum tersedia.
    Hal penting lain yang berkaitan dengan pupuk organik granul adalah kualitas yang buruk. Dimana pupuk organik yang kualitasnya dibawah standar yang telah ditentukan, sering menyebabkan busuknya tanaman padi. Dalam hal ini pemerintah menyediakan anggaran subsidi bagi petani. Untuk pupuk organik granul saat catatan ini saya buat, petani bisa membeli di Kios atau biasa disebut lini keempat, seharga Rp.500,-.
Dalam suatu acara di RRI Pro3FM saya pernah menanyakan ke Wakil Menteri Pertanian bagaimana mengawasi dengan ketat penyaluran subsidi kepada petani yang nilainya cukup besar. Menurut Wamentan, nilainya sekitar 14 trilyun, yang dikatakan jauh lebih kecil dari subsidi bahan bakar. Tapi menurut saya bukan saja 14 trilyun itu uang rakyat yang tidak sedikit, namun perlu pengawasan agar tidak diselewengkan, misalnya dengan menyusun RDKK dan pengawasan mutu yang benar. Belum lagi subsidi untuk yang lain, seperti benih.
Pupuk organik granul tersebut oleh pemerintah diserahkan kebeberapa BUMN untuk menyediakan, diantaranya PT. Sang Hyang Sri, PT. Pertani dan PT. Berdikari. Karena semua BUMN diatas tidak memiliki pabrik pupuk sendiri, maka mereka membuka kerjasama dengan masyarakat yang mampu memproduksi pupuk tersebut. Hubungan kerja antara BUMN dengan usaha swasta yang berjalan selama ini bukan tidak bermasalah. Ada saja pengusaha yang nakal, dengan tidak menjaga kualitas pupuknya, memainkan Delivery Order (DO) dan sebagainya. Terjadi juga kasus yang melibatkan orang dalam BUMN sendiri. 
    Berkaca atas semua itu, dan karena kita sudah membina cukup banyak petani didaerah Madiun, lahirlah inisiatif untuk ikut memproduksi pupuk organik granul dengan niat membuat pupuk berkualitas baik dan jumlah yang mencukupi, khususnya bagi petani didaerah binaan, serta ikut menyempurnakan tatalaksana pengadaannya sampai ke petani.
Pengadaan bahan baku selain membeli sisa olahan dari pabrik tebu, yang biasa disebut blothong, juga membeli kotoran hewan khususnya sapi dari masyarakat yang memelihara dirumah-rumah mereka. Selain itu, pabrik pupuk ini, walau sederhana, juga bisa menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat desa setempat. Proses pengolahan pembuatan pupuk ini sungguh memberikan manfaat secara berantai.
Saat ini telah terbangun tiga pabrik pupuk organik granul ini ditiga lokasi dengan masing-masing kapasitas produksinya 500 ton/bulan. Yaitu di Mlilir Madiun, Karanganyar dan Pacitan. Seluruh modal yang disediakan untuk membangun semua pabrik tersebut berasal dari dana urunan diantara teman-teman sendiri. Sampai saat ini belum menggunakan pinjaman dari perBank-an, walau Bank Rakyat Indonesia setempat telah menyatakan kesiapannya apabila membutuhkan modal kerja.
    Selain pupuk, masih ada hal penting lain sebenarnya yang harus kita pikirkan untuk membantu kelestarian produksi petani padi, yaitu benih yang baik dan tepat sesuai lahan mereka. Saya dan teman-teman juga telah memikirkan dan terus melakukan usaha mengembangkan benih ini. Namun tentang benih ini akan saya tulis dicatatan selanjutnya, termasuk sejarah lahirnya Supertoy dengan segala dinamikanya. Juga dicatatan yang lain akan saya ceritakan rencana untuk menjual beras dalam kemasan bersama petani binaan.

Salam
Nopember'2013  
    
  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar