Minggu, 24 November 2013

BAGI PETANI PADI (1)


Bersama Agus Zamroni (paling kiri)
Saat Penyerahan Zaaga kepada Dinas Pertanian
Propinsi Jawa Timur

Zaaga  

Mesin Pemanen Padi Karya Sendiri

   Informasi yang saya ketahui, dengan cara tradisional memanen padi yang selama ini diseluruh tanah air, para petani menderita kehilangan hasil gabah rata-rata sekitar 10-14%. 
Bisa dibayangkan berapa banyak bila dijumlah kehilangan hasil kerja para petani secara nasional. Sekecil apapun penambahan hasil gabah tentu sangat berarti bagi pendapatan tiap petani. Saya sering mengatakan bahwa hampir seluruh lahan pertanian padi di Indonesia adalah milik petani. Jadi bila pemerintah menyatakan ingin mencapai swasembada pangan, khususnya beras, sebenarnya hanya akan tercapai bila para petani padi berhasil berproduksi dengan baik. Oleh karenanya kalau ingin mencapai swasembada pangan, tidak ada kebijakan lain dari pemerintah, kecuali memberikan pembinaan dan dukungan kongkrit bagi para petani diseluruh tanah air. Banyak yang bisa diberikan sebagai dukungan bagi para petani padi ditanah air. Seperti pembinaan terhadap cara mengolah lahan, pengembangan varietas benih yang tepat, mengatur pengairan secara lebih tepat, mengenali dan cara mengatasi penyakit, memberikan pengetahuan tentang pupuk secara lebih baik, inovasi alat produksi dan lain sebagainya. 

   Sebagai usaha merealisasikan keinginan saya pribadi untuk memahami kehidupan petani, maka bersama sahabat bernama Agus Zamroni, saya mencoba ikut membina dan berpikir bersama para petani didaerah Madiun. Hal ini sudah saya mulai sejak akhir tahun 2006 silam. Berbagai bidang  kegiatan petani padi kita coba ikut bina dan pikirkan. Antara lain tentang pupuk, benih, serta sarana pertanian yang lain. 
    
   Catatan saya kali ini adalah tentang sumbangsih ide untuk mengurangi kehilangan hasil panen gabah. Hari-hari ini sudah sering kita dengar masuknya alat pemanen padi dari luar negeri, khususnya China. Agus Zamroni bersama adiknya Agus Sultoni yang juga memiliki beberapa bengkel kendaraan, bersama anak saya Gatut Adhiyakso yang sedang kuliah Bisnis Menejemen tahun terakhir di Universitas Tarumanegara, mencoba mempelajari tentang mesin pemanen padi tersebut. Akhirnya kita simpulkan bahwa diperlukan mesin pemanen padi yang bisa mengurangi kehilangan gabah tersebut, namun harus bisa digunakan dengan mudah dan efisien oleh para petani sendiri. Persoalan utama yang harus diperhatikan adalah bahwa petani disini rata-rata lahannya tidak terlalu luas, dan dibatasi oleh pematang. Fakta lain, adalah bahwa rata-rata petani di Indonesia terbiasa memanen padi dengan cara tradisional, memotong batang padi dengan sabit kemudian menyewa alat perontok gabah disawah. Oleh karenanya harus diciptakan mesin pemanen yang tidak terlalu besar, bukan saja karena lahan yang relatif sempit, namun juga mesin yang tidak mudah terperosok karena lahan yang lembek. Selain itu, mesin ini juga harus mudah digunakan dan dipelihara oleh petani, selain harga yang terjangkau. 
Melalui PT. Jogya Inovasi Teknologi, mereka bertiga akhirnya menciptakan mesin pemanen padi dengan konsep pemikiran diatas. 

   Konsep dasar mesin adalah dari mesin pengolah lahan, traktor tangan yang sudah sangat terbiasa digunakan para petani. Dari sisi operasinal penggunaan mesin atau lebih tepat disebut kendaraan pemanen padi ini juga hampir sama persis dengan penggunaan mesin pengolah tanah, atau traktor tangan. Kendaraan pemanen ini dilengkapi dengan blower pemisah antara gabah dengan potongan batang padi. Gabah langsung ditampung didalam karung yang tergantung dibagian samping kendaraan. Kendaraan ini memiliki roda karet untuk mempermudah membawanya ini dari rumah kesawah. Kemudian diganti roda khusus dari plat besi untuk digunakan dilahan persawahan saat memanen.

Setelah melalui proses uji coba dilapangan, serta setelah mendapatkan sertifikat HAKI dari Depertatemen Hukum dan HAM, maka alhamdulillah pada tanggal 28 November 2013, untuk pertama kalinya kendaraan pemanen ini diserahkan kepada pembeli. Pembeli pertama mesin ini adalah kontraktor pemenang dari tender yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Jawa Timur untuk program pembinaan petani dengan pengadaan 20 mesin pemanen padi. Lebih membanggakan lagi, disuatu acara   rapat antara Presiden RI dengan para Gubernur se Indonesia di Padang Sumatera Barat, Gubernur Jatim Pakde Karwo menyatakan bahwa dalam waktu dekat akan hadir Mesin Pemanen Padi karya anak bangsa dari Jatim. Nama kendaraan adalah : ZAAGA. Singkatan dari nama Agus Zamroni, Agus Sultoni dan Aga, nama panggilan Gatut Adhiyakso. 
Rencananya akan diproduksi beberapa type, sesuai dengan fungsi dan kapasitas penggunaannya.

Selain bangga, namun lebih dari itu, semoga pendapatan para petani padi diseluruh tanah air bisa meningkat dengan mengurangi kehilangan gabah dilapangan. Pada akhirnya harapan pemerintah atas swasembada beras dapat tercapai, dan semoga pula beras dari Indonesia bisa diekspor kemanca negara. Indonesia memang sepantasnya menjadi salah satu lumbung pangan dunia.


Hal lain usaha untuk membantu petani, seperti pupuk, benih, termasuk heboh dipolitisasinya kisah Supertoy, akan saya catat di catatan "Bagi Petani Padi" selanjutnya.....

Salam
Nopember'2013  

2 komentar: