Kamis, 12 Februari 2015

Kita Perlu Banyak Inovator, Bukan Provokator

Tulisan, 21 Maret 2013

Sejak tahun lalu dan waktu-waktu kedepan ini adalah tahun politik. Tahun-tahun yang biasanya akan diwarnai dengan meningkatkan kegiatan politik. Saya memakai kata itu karena kegiatan politik tidak harus menjadi panas walau meningkat. Seperti harapan mayoritas masyarakat Indonesia, meningkatnya kegiatan politik para politisi tidak harus menjadi panas. Karena panasnya suhu politik itulah yang sering mengakibatkan stabilitas sosial, keamanan, bahkan ekonomi mudah rusak terbakar. Disinilah perilaku dan tanggungjawab para politisi menjadi sangat menentukan. Bila Indonesia hari ini diisi oleh para politisi yang jauh lebih mengutamakan kepentingan rakyat dan negaranya, maka kita semua bisa berharap bahwa kehidupan sehari-hari masyarakat akan selalu tenteram, walau didalam tahun politik. Sebaliknya bila para politisi yang ada saat ini lebih berpikiran sempit dan mengutamakan kepentingan pribadinya, kelompoknya ataupun partainya, maka rakyat harus menyiapkan dirinya untuk menghadapi hari-hari sulit kehidupannya. Kepentingan sempit seperti itulah yang menciptakan seseorang berkarakter menyimpang, egois, anti sosial dan tak segan melanggar hukum dengan tindakan-tindakan yang inkonstitusional. Sebuah karakter negatif yang hanya akan melahirkan kesulitan umum, dimana pada akhirnya rakyatlah yang menjadi korban utama. Bangsa ini memang sedang dalam perjalanan panjangnya untuk membiasakan diri hidup didalam alam demokrasi sesuai karakter Indonesia sendiri. Banyak dinamika, banyak hal unik didalam masyarakat yang menyertai perjalanan itu. Para politisi berpolitik dengan cara dan gayanya masing-masing. Ada yang berpolitik santun dan beretika seperti ciri utama budaya bangsa Indonesia. Ada politisi bergaya preman, berpolitik dengan cara-cara kotor, yang tanpa sadar melanggar adat istiadatnya sendiri. Juga ada orang yang tidak ikut Partai Politik apapun, namun juga suka melakukan gerakan politik. Semua itu sebenarnya wajar saja terjadi disebuah perjalanan bangsa didalam mencari bentuk kehidupan politiknya. Tentu bisa dikatakan wajar kalau didalam perjalanan itu, para pelaku politik tidak secara sengaja menciptakan instabilitas politik, sosial bahkan berpengaruh negatif terhadap kehidupan ekonomi dan keseharian masyarakat.

Perlu Banyak Inspirator

Apapun dinamika politik serta siapapun pelaku politik ditanah air ini, haruslah bertujuan untuk membangun peradaban bangsa menuju kesejahteraan, keadilan dan ketenteraman hidup. Membangun Partai Politik dan kemudian menjadikan organisasi itu untuk berpolitik, memang benar untuk memperjuangkan sebuah kekuasaan. Namun hal yang jauh lebih penting dari semua itu adalah, untuk apa kekuasaan itu digunakan setelah didapatkan. Kekuasaan politik dalam sebuah negara haruslah digunakan untuk memperjuangkan nasib seluruh rakyat. Kekuasaan yang didapatkan dengan sarana Partai Politik melalui proses demokrasi, tidak boleh lagi mengutamakan kepentingan lain diluar kepentingan bangsa dan negara, termasuk bukan bagi Partai Politiknya sendiri. Makna memperjuangkan kepentingan masyarakat mudah tampak bila yang dipikir dan dilakukan adalah mencari berbagai cara dan alternatif bagi kebutuhan sehari-hari kehidupan masyarakat. Disinilah diperlukan para politisi dan komponen masyarakat yang kaya inovasi, kaya gagasan, kaya pandangan jauh kedepan. Diperlukan para inspirator penggerak optimisme. Kita perlu sosok seperti kakak beradik Agus Zamroni dan Agus Sultoni yang tekun berusaha menciptakan kemudahan bagi para petani dengan menciptakan mesin panen, melalui wadah Jogya Inovasi Teknologi-nya. Kita perlu sosok seperti Irwan Hidayat yang menciptakan banyak obat-obatan dengan harga terjangkau bagi semua lapisan masyarakat, melalui Sidomuncul-nya. Kita perlu sosok Daman yang tinggal diperbatasan Madiun. Seorang sarjana pertanian yang tak segan menjadi petani, menggarap lahannya sendiri dan menjadi Ketua kelompok tani, sekaligus menjadi pendorong anggota kelompoknya. Daman bukan saja bertani, namun juga tak henti melakukan penelitian diberbagai bidang pertanian, apakah varietas padi, pupuk dan metode penanaman padi. Mereka contoh kecil, bukan politisi, tidak mengejar kekuasaan, namun merekalah inspirator yang sebenarnya. Kita perlu para politisi yang berkarakter, berpikir dan mau melakukan hal-hal diatas. Sudahkah para politisi kita tergerak untuk menjadi bagian yang melahirkan inspirasi, sehingga mampu menggugah rasa optimisme bangsa ini untuk maju?. Tampaknya belum banyak jumlahnya. Kita masih mengharapkan lebih banyak lagi para politisi yang sekaligus inspirator seperti itu. Mungkin sekarang mereka sedang lebih sibuk menata dirinya, sibuk belajar menjadi politisi yang seharusnya. Namun waktu terus berjalan. Bangsa ini tidak bisa menunggu untuk berlari menggapai kejayaannya. Sungguh ironis bila karena terlambat, bangsa ini terus bergerak maju seolah tanpa memerlukan peran para politisinya.

Tidak Perlu Provokator

Memberikan inspirasi tentu dalam nilai positif untuk terus menumbuhkan rasa optimisme rakyat atas masa depan tanah airnya. Pikiran dan sikap yang inspiratif itu bisa dilakukan oleh siapa saja, dan dengan cara sesederhana apapun. Banyak segi dalam dunia politik yang bisa disiram dengan pikiran-pikiran sederhana yang inspiratif agar kehidupan demokrasi semakin matang dan semakin bermanfaat. Demokrasi tidak akan berjalan baik sesuai tujuan mulianya, bila diwarnai oleh perilaku politik yang kotor dan inkonstitusional. Sikap yang inspiratif dalam berpolitik pasti akan mendorong berbagai dinamika politik tercipta dengan tertib dan berwawasan mencari solusi. Karena wawasan mencari solusi dan bukan pertentangan itulah, para inspirator akan membawa pencerahan dan tidak ingin memicu lahirnya perpecahan dan kegaduhan politik. Inspirasi selalu melahirkan optimisme dan jalan keluar, bukan rasa putus asa dan perselisihan. Agus bersaudara, Irwan Hidayat dan Daman mencari jalan keluar dan bukan membuat rakyat putus asa dengan segala tantangan hidup yang dihadapinya.
Bertolak belakang dengan itu semua, kita masih sering mendengar adanya orang atau kelompok didalam masyarakat  yang seolah tidak suka dengan kedamaian. Ulah dan perilaku mereka beragam. Bisa dengan gampang melakukan pelanggaran hukum. Misalnya para perampok, koruptor, penipu dan pelaku kriminal lainnya. Ada pula yang bertindak dengan cara-cara tak beretika walau berada dibatas abu-abu hukum yang berlaku. Seperti penyebar gelap berita bohong, fitnah, makar serta mendorong masyarakat tak bersalah untuk melakukan pelanggaran hukum, dan sebagainya. Perilaku seperti inilah yang menyebabkan berbagai perpecahan didalam masyarakat. Perilaku mereka menyebarkan amarah dan kebencian diantara masyarakat. Memang tidak ada satupun negara didunia ini yang bersih dari orang atau kelompok sesat seperti ini. Seperti kehendak Tuhan dengan menciptakan setan untuk menguji keimanan manusia diseluruh muka bumi. Pekerjaan mereka adalah memberikan contoh buruk. Sikap mereka selalu mendorong, melakukan provokasi dan berusaha agar orang lain mengikuti kehendak menyimpangnya. Merekalah yang biasa disebut para provokator. Mereka dengan mudah mengatasnamakan  sebuah niat palsu sebagai latar belakang perbuatannya. Seorang koruptor dengan mudah melakukan perbuatannya dengan berkedok kekuasaan yang dimilikinya. Perampok dengan gampang beralasan memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Provokator politikpun dengan enteng mengatakan bahwa perbuatanannya mengatas namakan rakyat.
Kebebasan sebagai ciri utama gerakan Reformasi seharusnya dimanfaatkan secara benar, dimana rakyat lebih leluasa memberikan kontribusi pikirannya. Sikap kritis masyarakat untuk melakukan pengawasan terhadap berbagai kekuasaan yang ada didalam pemerintah ataupun diluar pemerintah, harus terus dikembangkan. Sikap kritis sebagai bagian dari keikutsertaan masyarakat itulah yang diperlukan sebagai penyeimbang antara kebijakan kekuasaan dengan harapan masyarakat. Dengan begitu tidak ada lagi kekuasaan dimanapun dia berada, yang dapat digunakan dengan semena-mena.
Saat ini proses politik Pemilihan Umum sebagai realisasi dari kehidupan demokrasi di Indonesia telah dimulai. Namun masyarakat tentu sangat tidak berharap suhu politik menjadi panas, apalagi terbakar. Sejatinya rakyat hanya membutuhkan ketenangan dalam menjalani kehidupannya. Rakyat berharap para politisi, para tokoh masyarakat, dan komponen yang lebih mampu, bersedia membantu mereka dalam meningkatkan kesejahteraannya. Sejatinya rakyat membenci kegaduhan politik dan instabilitas sosial, apalagi keamanan. Secara khusus, rakyat tentu berharap Pemilu tahun 2014 nanti melahirkan Wakil Rakyat yang lebih baik, serta lebih memperjuangkan kepentingan mereka. Rakyat juga pasti ingin memiliki Presiden baru yang bisa berbuat lebih baik dari hari ini. Itu semua akan terjadi apabila proses politiknyapun berjalan dengan baik pula. Mereka memerlukan inspirasi positif, bukan provokasi yang mengganggu ketenangan. Mereka perlu inspirator, bukan provokator.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar