Tulisan, 21 Maret 2013
Sejak tahun lalu dan waktu-waktu
kedepan ini adalah tahun politik. Tahun-tahun yang biasanya akan diwarnai
dengan meningkatkan kegiatan politik. Saya memakai kata itu karena kegiatan
politik tidak harus menjadi panas walau meningkat. Seperti harapan mayoritas
masyarakat Indonesia, meningkatnya kegiatan politik para politisi tidak harus
menjadi panas. Karena panasnya suhu politik itulah yang sering mengakibatkan
stabilitas sosial, keamanan, bahkan ekonomi mudah rusak terbakar. Disinilah perilaku
dan tanggungjawab para politisi menjadi sangat menentukan. Bila Indonesia hari
ini diisi oleh para politisi yang jauh lebih mengutamakan kepentingan rakyat dan
negaranya, maka kita semua bisa berharap bahwa kehidupan sehari-hari masyarakat
akan selalu tenteram, walau didalam tahun politik. Sebaliknya bila para
politisi yang ada saat ini lebih berpikiran sempit dan mengutamakan kepentingan
pribadinya, kelompoknya ataupun partainya, maka rakyat harus menyiapkan dirinya
untuk menghadapi hari-hari sulit kehidupannya. Kepentingan sempit seperti
itulah yang menciptakan seseorang berkarakter menyimpang, egois, anti sosial
dan tak segan melanggar hukum dengan tindakan-tindakan yang inkonstitusional.
Sebuah karakter negatif yang hanya akan melahirkan kesulitan umum, dimana pada
akhirnya rakyatlah yang menjadi korban utama. Bangsa ini memang sedang dalam
perjalanan panjangnya untuk membiasakan diri hidup didalam alam demokrasi
sesuai karakter Indonesia sendiri. Banyak dinamika, banyak hal unik didalam
masyarakat yang menyertai perjalanan itu. Para politisi berpolitik dengan cara
dan gayanya masing-masing. Ada yang berpolitik santun dan beretika seperti ciri
utama budaya bangsa Indonesia. Ada politisi bergaya preman, berpolitik dengan
cara-cara kotor, yang tanpa sadar melanggar adat istiadatnya sendiri. Juga ada
orang yang tidak ikut Partai Politik apapun, namun juga suka melakukan gerakan
politik. Semua itu sebenarnya wajar saja terjadi disebuah perjalanan bangsa
didalam mencari bentuk kehidupan politiknya. Tentu bisa dikatakan wajar kalau
didalam perjalanan itu, para pelaku politik tidak secara sengaja menciptakan
instabilitas politik, sosial bahkan berpengaruh negatif terhadap kehidupan
ekonomi dan keseharian masyarakat.
Perlu Banyak Inspirator
Apapun dinamika politik serta
siapapun pelaku politik ditanah air ini, haruslah bertujuan untuk membangun
peradaban bangsa menuju kesejahteraan, keadilan dan ketenteraman hidup. Membangun
Partai Politik dan kemudian menjadikan organisasi itu untuk berpolitik, memang
benar untuk memperjuangkan sebuah kekuasaan. Namun hal yang jauh lebih penting
dari semua itu adalah, untuk apa kekuasaan itu digunakan setelah didapatkan.
Kekuasaan politik dalam sebuah negara haruslah digunakan untuk memperjuangkan
nasib seluruh rakyat. Kekuasaan yang didapatkan dengan sarana Partai Politik
melalui proses demokrasi, tidak boleh lagi mengutamakan kepentingan lain diluar
kepentingan bangsa dan negara, termasuk bukan bagi Partai Politiknya sendiri.
Makna memperjuangkan kepentingan masyarakat mudah tampak bila yang dipikir dan
dilakukan adalah mencari berbagai cara dan alternatif bagi kebutuhan
sehari-hari kehidupan masyarakat. Disinilah diperlukan para politisi dan
komponen masyarakat yang kaya inovasi, kaya gagasan, kaya pandangan jauh
kedepan. Diperlukan para inspirator penggerak optimisme. Kita perlu sosok
seperti kakak beradik Agus Zamroni dan Agus Sultoni yang tekun berusaha
menciptakan kemudahan bagi para petani dengan menciptakan mesin panen, melalui
wadah Jogya Inovasi Teknologi-nya. Kita perlu sosok seperti Irwan Hidayat yang
menciptakan banyak obat-obatan dengan harga terjangkau bagi semua lapisan
masyarakat, melalui Sidomuncul-nya. Kita perlu sosok Daman yang tinggal diperbatasan
Madiun. Seorang sarjana pertanian yang tak segan menjadi petani, menggarap
lahannya sendiri dan menjadi Ketua kelompok tani, sekaligus menjadi pendorong
anggota kelompoknya. Daman bukan saja bertani, namun juga tak henti melakukan
penelitian diberbagai bidang pertanian, apakah varietas padi, pupuk dan metode
penanaman padi. Mereka contoh kecil, bukan politisi, tidak mengejar kekuasaan,
namun merekalah inspirator yang sebenarnya. Kita perlu para politisi yang
berkarakter, berpikir dan mau melakukan hal-hal diatas. Sudahkah para politisi
kita tergerak untuk menjadi bagian yang melahirkan inspirasi, sehingga mampu
menggugah rasa optimisme bangsa ini untuk maju?. Tampaknya belum banyak
jumlahnya. Kita masih mengharapkan lebih banyak lagi para politisi yang
sekaligus inspirator seperti itu. Mungkin sekarang mereka sedang lebih sibuk
menata dirinya, sibuk belajar menjadi politisi yang seharusnya. Namun waktu
terus berjalan. Bangsa ini tidak bisa menunggu untuk berlari menggapai kejayaannya.
Sungguh ironis bila karena terlambat, bangsa ini terus bergerak maju seolah
tanpa memerlukan peran para politisinya.
Tidak Perlu Provokator
Memberikan inspirasi tentu dalam
nilai positif untuk terus menumbuhkan rasa optimisme rakyat atas masa depan
tanah airnya. Pikiran dan sikap yang inspiratif itu bisa dilakukan oleh siapa
saja, dan dengan cara sesederhana apapun. Banyak segi dalam dunia politik yang
bisa disiram dengan pikiran-pikiran sederhana yang inspiratif agar kehidupan
demokrasi semakin matang dan semakin bermanfaat. Demokrasi tidak akan berjalan
baik sesuai tujuan mulianya, bila diwarnai oleh perilaku politik yang kotor dan
inkonstitusional. Sikap yang inspiratif dalam berpolitik pasti akan mendorong
berbagai dinamika politik tercipta dengan tertib dan berwawasan mencari solusi.
Karena wawasan mencari solusi dan bukan pertentangan itulah, para inspirator
akan membawa pencerahan dan tidak ingin memicu lahirnya perpecahan dan
kegaduhan politik. Inspirasi selalu melahirkan optimisme dan jalan keluar,
bukan rasa putus asa dan perselisihan. Agus bersaudara, Irwan Hidayat dan Daman
mencari jalan keluar dan bukan membuat rakyat putus asa dengan segala tantangan
hidup yang dihadapinya.
Bertolak belakang dengan itu
semua, kita masih sering mendengar adanya orang atau kelompok didalam
masyarakat yang seolah tidak suka dengan
kedamaian. Ulah dan perilaku mereka beragam. Bisa dengan gampang melakukan
pelanggaran hukum. Misalnya para perampok, koruptor, penipu dan pelaku kriminal
lainnya. Ada pula yang bertindak dengan cara-cara tak beretika walau berada
dibatas abu-abu hukum yang berlaku. Seperti penyebar gelap berita bohong, fitnah,
makar serta mendorong masyarakat tak bersalah untuk melakukan pelanggaran
hukum, dan sebagainya. Perilaku seperti inilah yang menyebabkan berbagai
perpecahan didalam masyarakat. Perilaku mereka menyebarkan amarah dan kebencian
diantara masyarakat. Memang tidak ada satupun negara didunia ini yang bersih
dari orang atau kelompok sesat seperti ini. Seperti kehendak Tuhan dengan menciptakan
setan untuk menguji keimanan manusia diseluruh muka bumi. Pekerjaan mereka
adalah memberikan contoh buruk. Sikap mereka selalu mendorong, melakukan
provokasi dan berusaha agar orang lain mengikuti kehendak menyimpangnya.
Merekalah yang biasa disebut para provokator. Mereka dengan mudah
mengatasnamakan sebuah niat palsu
sebagai latar belakang perbuatannya. Seorang koruptor dengan mudah melakukan
perbuatannya dengan berkedok kekuasaan yang dimilikinya. Perampok dengan
gampang beralasan memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Provokator politikpun
dengan enteng mengatakan bahwa perbuatanannya mengatas namakan rakyat.
Kebebasan sebagai ciri utama
gerakan Reformasi seharusnya dimanfaatkan secara benar, dimana rakyat lebih
leluasa memberikan kontribusi pikirannya. Sikap kritis masyarakat untuk melakukan pengawasan
terhadap berbagai kekuasaan yang ada didalam pemerintah ataupun diluar
pemerintah, harus terus dikembangkan. Sikap kritis sebagai bagian dari
keikutsertaan masyarakat itulah yang diperlukan sebagai penyeimbang antara
kebijakan kekuasaan dengan harapan masyarakat. Dengan begitu tidak ada lagi
kekuasaan dimanapun dia berada, yang dapat digunakan dengan semena-mena.
Saat ini proses politik Pemilihan
Umum sebagai realisasi dari kehidupan demokrasi di Indonesia telah dimulai.
Namun masyarakat tentu sangat tidak berharap suhu politik menjadi panas,
apalagi terbakar. Sejatinya rakyat hanya membutuhkan ketenangan dalam menjalani
kehidupannya. Rakyat berharap para politisi, para tokoh masyarakat, dan
komponen yang lebih mampu, bersedia membantu mereka dalam meningkatkan
kesejahteraannya. Sejatinya rakyat membenci kegaduhan politik dan instabilitas sosial,
apalagi keamanan. Secara khusus, rakyat tentu berharap Pemilu tahun 2014 nanti
melahirkan Wakil Rakyat yang lebih baik, serta lebih memperjuangkan kepentingan
mereka. Rakyat juga pasti ingin memiliki Presiden baru yang bisa berbuat lebih
baik dari hari ini. Itu semua akan terjadi apabila proses politiknyapun
berjalan dengan baik pula. Mereka memerlukan inspirasi positif, bukan provokasi
yang mengganggu ketenangan. Mereka perlu inspirator, bukan provokator.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar